Selasa, 17 Februari 2015

"Cinta" by Sanusi Pane

Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah'gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagai sari

"Aku Ingin" by Sapardi Djoko Damono


aku ingin mencintaimu dengan sederhana;

dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan 

yang menjadikannya tiada

Back to My Past

It's been a while since I posted "Lupa Bahasa Indonesia? Masa?" Honestly I don't have any idea after that article was posted. What should I post then? Since I have so many random night and random moment here and there, I try to arrange those randomness into poetry. This poem is written while I mused my past and see over the windows in.....KOPAJA..yes..you read it right...That greeny public bus in Jakarta. This poem is written on my way to office. I said, i have a bunch of random moments that others don't know about. Maybe some of you who read this poem will think that I write this when I fall into someone. NO NO you got me wrong. Curious? just read and follow your imagination :)

Aku ingin kau menjadi seperti
Matahari yang tak pernah tenggelam
Bulan yang tak meredup
dan laut yang tak menyurut

Cintaku memang tak sesederhana puisi Sapardi*
atau seromantis puisi Sanusi*

Apa perlu kesederhanaan dalam cinta?
Sedang mawarpun terbalut duri untuk dikagumi
dan hujan harus dimaki sebelum terbit pelangi
Apa aku harus terjatuh berkali-kali seperti hujan
Atau menusuk seperti duri mawar?

by: Irna Noverita
February, 7th-11th 2015 (Kopaja 614)